Tak Lagi Asyik, Mengapa Gim Genre Open World Butuh Inovasi?

Industri gim video terus berkembang pesat. Salah satu genre paling digandrungi adalah gim open world. 

Banyak judul besar masuk kategori ini. Sebut saja Minecraft. Lalu Grand Theft Auto V. Atau Red Dead Redemption 2. Penjualan mereka sangat fantastis. 

Minecraft sendiri telah mencatatkan lebih dari 300 juta penjualan (The Verge, 2023). Sementara itu, Grand Theft Auto V mencapai 215 juta kopi (NDTV, 2025). Itu per Mei 2025. 

Red Dead Redemption 2 juga terjual lebih dari 50 juta kopi (TweakTown, 2023). Angka-angka ini masih terus bertambah.

Kritikus juga sering memuji gim open world lain. Ada Elden Ring. Gim ini meraih skor tinggi di Metacritic dan OpenCritic (OpenCritic, 2022). 

Lalu ada Spider-Man (VGChartz, 2018). Ada juga Horizon: Zero Dawn. Ghost of Tsushima. Hingga The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom (T3, 2023). 

Gim-gim ini selalu dinanti. Grand Theft Auto VI (Fortune, 2025) adalah contohnya. Monster Hunter Wilds (PlayStation Blog, 2025) juga dinantikan.

Gim open world memang menarik. Pemain serasa masuk dunia baru. Dunia ini siap dijelajahi. Mereka bisa menemukan banyak hal. 

Ada musuh, misi, atau barang koleksi. Cerita terasa lebih natural. Pemain betah berlama-lama. Ribuan jam bisa dihabiskan. Pengalaman jadi lebih imersif.

Konsep open world sudah lama ada. Colossal Cave Adventure tahun 1976 disebut pelopor (Wikipedia, 1976). Gim ini dikembangkan oleh Will Crowther. Dulu hanya berbasis teks. Kini grafisnya sangat realistis. 

Tentu butuh komputer canggih. Grand Theft Auto VI misalnya. Gim ini diperkirakan berukuran sekitar 200 GB. Ini berdasarkan spekulasi dan bocoran (GamingBible, 2025). 

Namun, Rockstar belum mengkonfirmasi ukuran file resmi. Ini menunjukkan detailnya yang luar biasa.

Gim open world sering disebut tidak linear. Berbeda dari gim cerita biasa. Gim linear punya alur bab per bab. 

Open world tidak demikian. Pemain bebas memilih cara main. Ada juga gim open world yang sandbox. Pemain bebas menyelesaikan misi. Contohnya adalah Grand Theft Auto.

Tapi ada masalah. Masalah utama adalah pengulangan. Pemain sering mengulang aktivitas sama. Misalnya, mencari item tertentu. Caranya selalu mirip. Ini bisa diulang puluhan kali. 

Mekanisme “Menara Ubisoft” juga dikritik. Konsep ini dimulai dari seri Assassin’s Creed (PC Gamer, 2018). Awalnya untuk membuka area peta. Area yang sebelumnya terselubung. Kini banyak gim lain meniru. Ini membuat rasa repetitif.

Pengembangan karakter juga jadi kendala. Pemain perlu item langka untuk upgrade. Item ini sulit ditemukan. Contohnya sutra di Ghost of Tsushima (Reddit, 2022). 

Upgrade armor jadi susah. Lawan sulit dikalahkan. Waktu bermain jadi sangat panjang. Meskipun begitu, masalah ini kadang bisa diatasi. Caranya dengan trik khusus. Atau dengan bermain ulang.

Durasi gim juga jadi masalah besar. Dying Light 2 diklaim butuh 500 jam (IGN, 2022). 

Itu untuk semua eksplorasi dan misi. Angka ini untuk pemain yang ingin menyelesaikan semua konten. Waktu sebanyak itu tidak ideal. Pemain butuh komitmen besar. 

Bandingkan dengan Red Dead Redemption 2. Gim ini butuh sekitar 175-182 jam (EpicDope, 2023). Itu untuk penyelesaian penuh. Bukan hanya 172 jam.

Mencari waktu main itu sulit. Apalagi bagi orang dewasa. Mereka sudah bekerja. Atau punya keluarga. Padahal orang dewasa lebih mampu membeli gim baru. 

Ada yang bilang gim mahal. Karena bisa dimainkan ulang. Tapi bagaimana bisa main ulang? Selesai sekali saja butuh ratusan jam.

Terlalu banyak pilihan juga memicu masalah. Banyak pengembang membuat gim open world. Tapi tidak semua sukses. 

Banyak gim open world jadi biasa saja. Kualitasnya medioker. Ini membuat pemain kecewa. Mereka mencari kualitas tinggi. Seperti Grand Theft Auto. Atau The Witcher.

Di tengah kejenuhan ini, ada harapan. Muncul gim seperti Black Myth: Wukong (Wikipedia, 2020). 

Ini gim semi open world. Ceritanya linear, bab per bab. Tapi ada unsur open world di dalamnya. Pemain bisa menjelajahi area tertentu. 

Mungkin ini solusi. Gim semi open world perlu lebih banyak. 

Gamer tidak hanya butuh kebebasan. Mereka juga butuh gameplay seru. Grafis yang bagus. Cerita yang kuat. Itu lebih membahagiakan. Daripada eksplorasi tanpa arah jelas.

Tinggalkan Balasan